Rabu, 14 November 2007

pencak silat ku

SSI - Sketsa Silat Indonesia ::
November 3, 2007
Target Juara Umum Dianggap Realistis
Filed under: Sketsa
Target Juara Umum Dianggap Realistis
JAKARTA—Meski gagal total dalam kejuaraan dunia di Malaysia pekan lalu, cabang pencak silat tetap diprediksi bakal menjadi juara umum di SEA Games mendatang. Alasannya, atlet yang bertanding di dua kejuaraan tersebut berbeda.
Menurut pelatih Indro Catur Haryono, meskipun secara teknis kemampuan mereka tidak berbeda jauh, tim yang dipersiapkan berangkat ke SEA Games lebih senior dan menjalani pemusatan latihan lebih lama.
"Mereka menjalani pelatnas selama lebih dari tiga bulan dan sebagian besar atlet yang turun adalah atlet senior yang sudah sering turun di kejuaraan-kejuaraan dunia," kata Indro di Padepokan Pencak Silat Jakarta, Rabu malam lalu.
Dikatakan Indro, pihaknya sudah mengetahui kekuatan pesaing terberat, yakni Vietnam. Selain itu, ia sudah menyiapkan strategi khusus untuk mengalahkan juara umum dalam kejuaraan dunia tersebut.
Dengan formasi tim yang ada sekarang, Indro optimistis Indonesia bakal melakukan sapu bersih di SEA Games nanti.
Taslim Azis, pelatih tim lainnya, mengatakan tim pelatih sudah mempelajari penyebab kegagalan Indonesia dalam kejuaraan dunia dan memperbaiki kesalahan itu agar tidak terulang di Nakhon Ratchasima.
Menurut Taslim, salah satu kelemahan pesilat Indonesia ada pada daya tahan fisik. Untuk itu, timnya mendapatkan bantuan dari anggota Komando Pasukan Khusus, Misirin, yang pernah mendaki Gunung Everest di Nepal beberapa tahun lalu.
"Dengan masuknya Pak Misirin dalam tim, mereka tidak hanya mendapatkan penggemblengan fisik, tapi juga peningkatan disiplin," kata Taslim.
Dalam SEA Games nanti, Indro yakin para pesilat Indonesia akan mampu bermain baik karena sepanjang tahun ini mereka berhasil memenangi beberapa kejuaraan, antara lain sebagai juara umum Singapura Terbuka dan Belgia Terbuka.
Sebanyak 14 atlet bertolak ke Beijing, Cina, untuk menjalani latihan dan uji coba. Mereka akan berlatih di University of Shanghai hingga 27 November mendatang. Setelah itu, mereka akan langsung bertolak ke Nakhon Ratchasima, Thailand.

Oleh : MUSLIMA HAPSARI
Koran Tempo
Comments (0)
Beban Berat di SEA Games
Filed under: Sketsa
Beban Berat di SEA Games
Peta kekuatan tiap-tiap negara sudah terlihat.
Seandainya saja Engkong Goning, R.H. Ibrahim, ataupun Syekh Kumango masih hidup, mungkin mereka akan sedih melihat hasil yang diraih para pesilat Indonesia dalam kejuaraan dunia pencak silat yang berlangsung di Pahang Darul Makmur, Malaysia, yang berakhir Kamis lalu.
Mereka—Goning, Ibrahim, dan Kumango—adalah tiga di antara sekian banyak guru sekaligus pencipta jurus-jurus seni bela diri pencak silat yang terlahir di Tanah Air. Namun, kini pencak silat sebagai salah satu warisan luhur budaya bangsa ternyata sudah tidak seutuhnya milik bangsa ini.
Dulu para pesilat dari Malaysia, Vietnam, Thailand, ataupun negara-negara Eropa berguru di Indonesia untuk memperdalam ilmu seni bela diri ini. Indonesia dianggap sebagai kiblat pencak silat. Indonesia adalah tempat asal lahirnya pencak silat. Karena itu, mereka berbondong-bondong berilmu di sini.
Tujuh tahun lalu, para pesilat Indonesia masih mampu menunjukkan siapa guru dan siapa murid. Kala itu, dalam kejuaraan dunia di Jakarta, para pesilat Indonesia berhasil melakukan sapu bersih dengan merebut 14 medali emas dan dua perak tanpa perunggu. Para pesilat Indonesia tak terkalahkan.
Sayangnya, itulah terakhir kali mereka berjaya. Setelah itu, prestasi para pesilat Indonesia terus merosot. Dalam kejuaraan dunia 2002, giliran "sang murid" Vietnam yang mulai unjuk gigi. Mereka tampil sebagai juara umum dengan mengoleksi 10 medali emas. Indonesia di peringkat kedua.
Setelah itu, para pesilat Vietnam seolah tak tertandingi, bahkan oleh "sang guru". Begitu pula dalam kejuaraan dunia ke-13 di Malaysia lalu, Vietnam mampu mempertahankan dominasi mereka dengan tampil sebagai juara umum. Indonesia hanya berada di urutan keempat dengan peraihan dua medali emas. Jauh dari target 10 emas.
Banyak yang meleset dari prediksi. Baik nomor seni, tunggal, ganda, maupun kelompok putra dan putri biasanya merupakan langganan penyumbang medali emas. Tapi, kini, tak satu pun medali emas mampu mereka rebut. Hanya satu perak dan tiga perunggu yang mereka bawa pulang.
Persiapan yang kurang kerap dituding sebagai biang kegagalan yang dialami para pesilat Indonesia. Bandingkan dengan Vietnam, yang menghabiskan waktu selama dua tahun penuh untuk mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan ini. Itu yang selalu mereka lakukan.
Para pesilat Vietnam hanya diberi waktu dua bulan untuk beristirahat pascakejuaraan. Setelah itu, mereka kembali masuk pemusatan latihan. Bandingkan dengan para pesilat Indonesia, yang hanya menghabiskan waktu satu bulan untuk pelatnas. Itu pun dilakukan di bulan Ramadan ketika kondisi fisik para atlet sedang tidak maksimal.
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kejuaraan dunia lalu. Pencak silat kini sudah tidak bisa dianggap sebagai olahraga eksklusif milik bangsa ini. Pencak silat telah mendunia dan kekuatan dari negara lain, termasuk Eropa, kian rata.
Sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand, pada Desember mendatang, peta kekuatan tiap-tiap negara sudah terlihat. Kegagalan di Malaysia harus menjadi cambuk bagi para pesilat Indonesia untuk bangkit.
SEA Games adalah momen yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah "sang guru" pencak silat. Dan para pesilat Indonesia masih memiliki waktu satu bulan untuk mematangkan diri, terutama dari sisi mental. MUSLIMA HAPSARI

oleh : MUSLIMA HAPSARI Koran Tempo
Comments (0)
September 24, 2007
Silat Lidah ANTV = Debat Kusir
Filed under: Sketsa
Silat Lidah ANTV = Debat Kusir
Membaca surat tanggapan dari Produser Silat Lidah ANTV, kami dari komunitas silat indonesia prihatin atas tanggapan yang lebih mengarah pada tidak kepedulian dan lebih mengarah pada pemaksaan.
berikut pertikannya :
Terima kasih atas email dan perhatian Bapak selama ini. Kami juga ingin menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa merespon email bapak secara cepat. Bagi kami apa yang Bapak sampaikan merupakan penghargaantulus yang sangat berarti bagi kami. Kami senang mendapati penonton kritis seperti Bapak.
Terkait dengan keberatan yang Bapak sampaikan, sejak awal kami sama sekali tidak bermaksud merendahkan martabat dan kemuliaan silat. Kami sangat memahami bahwa silat merupakan salah satu warisan budaya bangsayang perlu kita jaga keluhuranya. Sebagai stasiun televisi yang komit pada nilai-nilai budaya nusantara kami pun terpanggil untuk berpartisipasi dalam menjaga keluhuran itu. Terbukti beberapa waktu lalu antv turut andil dalam menyukseskan eksebisi pertandingan silat nasional di Jakarta.
Nama silat lidah yang kami gunakan untuk program kami yang tayang setiap Selasa dan Jumat pukul 10.00 malam lebih karena ingin menggambarkan isi tayangan yang kami buat. Program tersebut menampilkan adu argumen panelis peremuan atas isu yang disampaikan oleh penonton melalui surat.
Dalam kehidupan sehari-hari, perbuatan adu argumen itu lazim disebut silat lidah. Karena itu kami mengambil istilah tersebut sebagai nama program.
Kami menghindari penggunaan kata-kata debat untuk nama program tersebut karena merasa istilah debat kurang tepat dengan isi program yang kami buat. Debat terkesan lebih serius dan pembahasannya selalu hal-hal yang berat. Sementara program yang kami tersebut merupakan tayangan santai dan membahas isu-isu ringan seputar dunia wanita. Untuk itu kami lebih tertarik menggunakan istilah silat lidah.
Bapak Bambang, sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas kepedulian Bapak atas program yang kami tayangkan. Salam hormat kami untuk para pendekar silat yang kami banggakan.
Salam,Subhan Akbar
Tanggapan singat kami :
Konstribusi ANTV terhadap Buadaya Indonesia khususnya silat, berapa besar sih commitmennya, Janganlah di jadikan Featur Sebagai Countermeasure dalam menangggapi keberatan atas acara Silat Lidah Antv.
Anteve (ANTV) sebagai public Domain seharusnya meluruskan IDIOM SILAT LIDAH sebagai kelaziman salah kaprah di fajami massyarakat, bukan sebaliknya melah membuat semakin rancu. Masyarakat sekarang sebenernya sudah cerdas, jadi jangan di jejali dengan produk MUTU RENDAH.
Yang perlu kita catat adalah sebaiknya sacara yang isinya debat ini lebih baik di ganti saja namanya menjadi DEBAT KUSIR karena lebih cocok dan lebih pas, dibandingkan dengan nama Silat Lidah yang tentunya, silat lidah yang identik dengan diplomasi yang positif, sedangkan acara silat lidah di ANTV lebih menonjolkan Ego dibandingkan Diplomasi.
Komunitas silat Indonesia
Comments (0)
September 20, 2007
Protes Penggunaan nama acara SILAT LIDAH di ANTV
Filed under: Sketsa
Protes Penggunaan nama acara SILAT LIDAH di ANTV
Kepada Pengelola Acara Silat Lidah yang di siarkan di Televisi Nasional Indonesia ANTV, Kami ucapkan selamat atas acara anda yang menggunakan nama SILAT sebagai acara yang tidak ada hubungannya dengan silat sama sekali, acara ini kamio lihat hanya sebatas pada acara OPINI yang di siarkan di ANTV, apakah saudara-saudara menyadari Image menggunakan kata silat akan membuat image nama silat menjadi image yang tidak jelas!!
sebagai contoh dengan kata Jawara, nama jawara adalah nama pendekar membela rakyat kecil, karena tidak hati-hati dalam mensiarkan nama tersebut, setiap ada kata jawara orang berfikir PREMAN, ini hasil dari media massa yang asal menulis, penelitian koran kompas tentang Jawara di Banten di angkat dengan baik dan terlihat sekali bahwa Image jawarapun berubah menjadi image preman.
Kami Harap acara ini di ubah namanya dengan kandungan siaran anda, perlu di Ingat juga bahwa silat saat ini sudah dikenal di 5 benua di Dunia, dan semua orang di dunia mengetahu bahwa silat berasal dari Indonesia, namun Tiba-tiba ada acara silat lidah yang tidak ada hubungannya dengan dunia silat maka orang itu akan bertanya, begitupun dengan masyarakat ( anak2 ) yang akan memiliki pandangan bahwa silat itu adalah seperti apa yang di tayangkan di ANTV.
Kami rasa ANTV bersama silat lidah punya tanggung jawab atas Acara tersebut dan JANGAN sampai merugikan dunia silat di Tanah Air, bila ingin mengangkat silat, sebaiknya Silat yang sesungguhnya, bukan sebuah Istilah yang kurang tepat menyebabkan kerugikan di Pihak lain, apalagi Silat adalah ASSET BANGSA INDONESIA yang manjadi kebanggaan bangsa, dan mohon di pikirkan ulang untuk di waktu yang akan datang.
Silat Lidah yang pada masa dahulu dimaknai sebagai diplomasi yang bersifat positip, Justru sekarang ditampilkan vulgar oleh ANTV untuk acara televisi yang hanya berbasis debat konyol yang jauh dari unsur mendidik anak bangsa.
Kata Silat dalam bahasa melayu adalah akronim Silaturahmi. hendaklah tidak diciderai oleh program yang bersifat hura-huramenampilkan lagak yang konyol yang membingungkan.
Silat itu sendiri memiliki 4 (empat) aspek utama, yakni
Mental Spiritual
Beladiri
Olah raga (prestasi)
Seni.
Kemudian cobalah tanya kedalam hati, Apakah tayangan silat lidah memenuhi ke empat aspek tersebut ? Kalau anda merasa tidak memenuhi,hapus saja kata Silatnya.
Kami berharap, kepada program director. atau production house dapat dengan bijak menggunakan kata Silat dengan tepat, agar masyarakat kita tidak terjebak dalam terminologi tentang silat secara keliru.
Kami sekedar menghimbau dan memngingatkan, Jangan sampai para pecinta silat, pendekar dan guru silat merasa kecewa atas hadirnya tayangan Silat Lidah yang jauh dari unsur pendidikan yang mencerdaskan anak bangsa khususnya para pesilat.
Dengan rendah hati mohon dikaji ulang judul tayangan tersebut apakah sudah memenuhi kriteria 4 aspek silat. atau saran kami, dihapus saja, karena kami yakin acara ini tidak memiliki Rating yang baik.
Kami rasa tidak ada salahnya kita PROTES Tanyangan ini, dan ini perlu sekali karena kebanyakan orang terutama memberikan nama acaranya dengan tidak melihat kiri kanan dahulu, atau memohon saran kepada yang ngerti mengenai kata SILAT, salah sedikit saja, nama silat bakalan senasip dengan kata-kata yang seharusnya Indah, harum seperti Kata Jawara yang terlanjur identik dengan PREMAN.
Sebagai komunitas pencak silat yang setiap hari bermain dan berkecimpung begitu pun rasa cintanya pada SILAT inilah tiba-tiba kita di sakiti oleh kata-kata yang sepatutnya tidak PAS pada acara di SILAT LIDAHNYA ANTV, dan sebagai media yang memberikan pengaruh terbesar pada pemirsanya seharusnya ANTV selektif dalam memilih kata, jangan hanya mengejar popularitas untuk Ratingnya sedangkan yang jadi korban Image atas acara anda itu adalah kami dari Pecinta pencak silat yang tahu betul arti SILAT itu bukan sekedar di LIDAH tapi juga di HATI KAMI.
Mari kita dukung Suara Opini komunitas pencak silat ini, setidaknya ada 800 lebih perguruan silat di Indonesia, dan jutaan pecinta pencak silat yang telah di sakiti oleh acara yang tidak PAS dan TIDAK TEPAT.
Komunitas Silat Indonesiawww.silatindonesia.com
Comments (0)
September 16, 2007
“Rahmat Gobel” Pendekar itupun pergi
Filed under: Sketsa

Kegairahan itu terlihat jelas pada raut muka Rahmat Gobel. Juga terlihat dari tatapan matanya yang tajam, dari gerakan-gerakan tangannya, pun dari suaranya yang terdengar lantang.
Rahmat Gobel adalah kegairahan itu ketika ia bicara seputar pencak silat. Ia sangat berkeinginan memperbaiki nasib sekitar satu juta pesilat yang akan dimagangkan dan dikirim bekerja di luar negeri. Ia juga berjanji mempersembahkan sejumlah medali sekaligus merebut supremasi silat Asia Tenggara yang dipegang Vietnam. Tergurat pula tekad mengenalkan silat pada dunia: pencak silat bakal diekshibisikan di ajang Olimpiade Beijing 2008.
Namun, semua itu menguap begitu saja. Dalam Musyawarah Nasional Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), dua pekan lalu, pemegang kendali perusahaan elektronik nasional terbesar itu mengundurkan diri di tengah jalan dari pencalonannya, mengulang memori musyawarah nasional (munas) lima tahun lalu. Bedanya kali ini, Rahmat Gobel memutuskan hengkang total dari IPSI.
Ia memang pantas kecewa. Politik uang mengemuka di sana . Begitulah adanya, kata seorang pengurus. Manuver tak elok juga menampakkan batang hidungnya. Siapa pula yang mengubah tata tertib acara dan hasil sidang pleno seenaknya? Inikah organisasi para pendekar yang, katanya, berjiwa kesatria?
Ia pantas sakit hati . Delapan tahun sudah ia menyumbangkan karya di IPSI. Dari menjabat ketua panitia munas, bendahara, sampai ketua harian sudah dilakoni. Miliaran rupiah untuk program kerja dikeluarkan dari kantong pribadinya, semata karena kecintaan lelaki itu terhadap silat yang sudah merasuk ke sanubari.
Balasannya? Selama menjadi ketua harian, Pengurus yang lain tidak pernah memberikan dukungan. Jadi inikah alasan maju ke pencalonan? Untuk menguji sejauh mana dukungan? Untuk mengetahui apakah dirinya masih dibutuhkan? Benar-benar antiklimaks dari sebuah pengorbanan.
Sejatinya, IPSI telah merugi. Semestinya, IPSI berkaca pada sesama induk organisasi. Di dunia tetangga sana, kehadiran pengusaha beken melahirkan cerita soal sinergi, kepercayaan, dan kepemimpinan berorientasi prestasi.
Lihatlah sinergi PSSI dan Nirwan Dermawan Bakrie. Dihargai amanat yang tinggi, sang Wakil Ketua Umum PSSI itu tanpa ragu menggelontorkan dukungan untuk program pembinaan tim nasional. Contohlah kepercayaan Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) memahkotai Erick Thohir, yang menjadikan liga dan turnamen mereka menjadi begitu semarak. Dan saksikanlah kepemimpinan Maxi Gunawan di Persatuan Boling Indonesia (PBI), yang telah menorehkan prestasi fenomenal.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, alam terkembang jadikan guru. Masalah IPSI telah terkubur, jadikan semangat untuk melangkah maju. Jiwa pendekar seharusnya pantang menyerah. Jika layar sudah terkembang, walau surut pantang berpulang. Saya yakin kegairahan itu masih menyala dan tak bakal padam. Saya percaya semangat yang ada dalam diri Rahmat Gobel masih ada. Entah siapa yang beruntung memperolehnya.
Oleh : Amal Ihsan,Wartawan Tempo

Siapapun pasti kecewa bila di hianati, Silat bukanlah Ibarat mencari siapa yang kuat dan hebat tapi seharusnya pesilat dan pendekar yang duduk disana, dan kisah ini tak akan pernah dilupakan oleh Keluarga besar Pencak Silat Indonesia, Kita akan tahu siapa yang JUjur dan siapa yang Tak Jujur!! dan kita Juga tahu siapa yang berjiwa Ksatria, Pak Rahmat apapapun langkahmu, Tuhan Selalu Bersama orang-orang jujur. Tetap semanngat Pak
Comments (0)
September 5, 2007
Munas IPSI memang telah berlalu…
Filed under: Sketsa

Munas IPSI 2007 yang belum lama ini berlangsung di Padepokan Nasional pencak silat Indonesia setidaknya memberi banyak pengaruh kepada dunia pencak silat di Tanah Air, terpilihnya Prabowo sebagai ketua Umum PB. IPSI di sambut baik oleh banyak kalangan, dan Mundurnya Rahmat Gobel dari PB. IPSI juga banyak yang menyayangkan.

Setidaknya wajah gembira terpilihnya Pak Prabowo memberikan banyak harapan agar pencak silat berubah dari sebelumnya, dan banyak pula yang menyayangkan Rahmat Gobel pergi dari IPSI setidaknya kehadiran pak Rahmat Gobel selama ini memberikan arti tersendiri bagi banyak kalangan , karena ia di nilai lebih dekat di Hati pesilat maupun komunitas pencak silat terutama perhatian dan supportnya terhadap pencak silat.

Munas IPSI memang telah berlalu , pengaruhnya masih sampai terasa hari ini, pengaruh tersebut tidak hanya di dunia nyata, tapi juga berdampak pada dunia Online, misalnya pada Milis Silatindonesia terasa sepi, begitupun Forum Diskusi di Sahabatsilat.com rasanya kehilangan ruhnya, dan semangat para pesilat dari komunitas online inipun seperti tiba-tiba jenuh dengan apa yang terjadi paska munas, setidaknya hampir anggota komunitas yang biasa mangkal di jalur bebas hambatan di dunia Cyber seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi di IPSI.

Sifat Netral Komunitas pencak silat Online di jabarkan dalam bentuk pendapat yaitu "siapapun pemimpin PB. IPSI tidak bermasalah, asalkan ia benar-benar memberikan citra dan dukungan penuh terhadap dunia silat…, tidak hanya di Lingkungan IPSI saja!, tapi juga komunitas lainnya berupa perguruan, organisasi dan perkumpulan silat di Tanah Air.

Entalah atau karena munas itukah, dunia pencak silat di jalur Internet tiba-tiba redup dan semangat yang membara tiba-tiba tinggal kebisuan yang tak terjawab, apakah ini artinya kekecewaan ataukah merasa kehilangan sosok yang dekat dengan komunitas pencak silat online. Karena di komunitas online inilah dunia silat tidak lagi dalam batas, namun dapat terbang jauh hingga ke belahan dunia manapun, apakah ketua umum PB. IPSI yang baru ini bisa memberikan rasa nyaman dan persahabatan yang hangat, kita tunggu saja, pasti akan terjawab. (yanweka)
Comments (0)
July 2, 2007
Aturan Main dalam MILIS atau di Forum Diskusi
Filed under: Sketsa
Banyak kejadian yang dibahas didalam milis maupun di forum diskusi, terkadang pembahasan yang masih hijau dan terlalu mentah dijadikan patokan untuk sebuah data yang terakurat, salah satu peneliti pencak silat Bapak Oong maryono kepada penulis menyatakan, bahwa data dalam milis atau forum diskusi ke akuratannya menjadi catatan tersendiri, karena dua media ini memang bertujuan untuk berdiskusi sehingga bisa saja belum akurat betul.
hal ini memang terjadi, data milis atau forum di cetak oleh pembaca yang bukan anggota milis dan sayangnya dijadikan acuan data baginya, padahal bisa saja data tersebut masih dalam pembahasan yang belum selesai atau dari sumber yang memang masih dangkal.
berbeda dengan penulisan dalam sebuah website, akurasi data sangat berperan penting hal ini bersinggungan dengan fakta maupun data yang harus akurat.
berikut informasi yang saya dapat dari milis SilatINDONESIA berkaitan dengan hal tersebut di atas.
Terima kasih anda masih bergabung dengan kami di milis SilatINDONESIA, Milis ini adalah tempat dimana kita bisa saling menyapa, mengenal, bersilaturahmi, dan tempat bergaul sesama penghobi beladiri tradisional Indonesia.
Sebagai makhkluk sosoial, manusia tidak bisa hidup sendiri, melainkan membutuhkan pergaulan dengan sesamanya, dengan begitu kita bisa saling mengenal satu sama lain, tanpa memandang asal-usul kita, tanpa memandang perguruan dan aliran beladiri yang kita gemari.
Rasa saling percaya timbul karena rasa kenal, rasa sayang dan kepedulian bersama untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Untuk menambah pengetahuan kita, milis ini hanya mengkhusukan pada pembahasan atau topic mengenai pencak silat. Siapapun dapat memberikan informasi karena milis ini sangat terbuka untuk semua orang baik dari kalangan pencak silat, maupun praktisi beladiri lain.
Yang perlu di ingat adalah bahwa dalam diskusi ini semua opini, tanggapan, isian dan informasi lainnya belumlah menjadi data akurat, bisa saja masih dalam pembahasan yang sangat dangkal bahkan mungkin saja salah.
Sehingga ke akuratan data atau informasi bukanlah tanggung jawab pengelola milis maupun anggota milis bila data tersebut digunakan sebagai data otentik dan dipergunakan di luar milis atau di copy ke media lain maupun di cetak.
Apabila ada yang tidak berkenan dalam pembahasan di milis ini, anda memiliki hak untuk menjawab / meluruskan tanpa harus mencari perdebatan didalam milis karena setiap anggota milis harus menjunjung tinggi rasa persahabatan, toleransi dan saling menghormati pendapat orang lain.
Bila anda bergabung dalam milis silatINDONESIA otomatis anda harus mentaati peraturan dalam milis ini dan menjadi anggota keluarga besar “Komunitas Pencak Silat Indonesia”, bergabunglah atas nama pribadi tidak atas nama perguruan atau aliran yang anda ikuti.
Mari membangun opini yang sehat, membangun pencak silat dengan lebih baik, dengan sumber daya manusia yang berpendidikan dan berwawasan luas, berharap kita bisa saling berjabat tangan tanpa harus mementingkan aliran atau perguruan tertentu Untuk dapat maju bersama.
Terima kasih atas perhatian anda,Salam team pengelola
Milis SilatINDONESIA.
Jadi siapapun yang menggunakan data milis atau forum untuk kepentingan di luar area tersebut artinya ia sudah harus bertanggung jawab dengan apa yang ia lakukan. sehingga tidak boleh menyalahkan orang lain.
Comments (3)
June 26, 2007
Pencak Silat dalam Era Kolaborasi dan Komunitas
Filed under: Sketsa
Mungkin terasa janggal makna dari kolaborasi dalam dunia pencak silat di era modern saat ini, banyak pula kritikan bahkan kecirigaan yang berlebih menanggapi pencak silat dalam kolaborasinya dalam sebuah komunitas.
Batasan atau skat-skat yang selama ini menjadi penjara informasi menyebabkan banyak ketertinggalan dalam dunia pencak silat, penggalian informasi sudah sejak lama dilakukan dengan dan oleh beragam media sebut saja Majalah maupun media elekronik lainnya.
Batasan-batasan informasi pun semakin diperluas oleh gerakan komunitas dalam pencak silat yang menyebabkan pesilat melakukan kerjasama yang apik, unik dalam menggali dan bertukar informasi tentang pencak silat dalam kaidah kolaborasi.
Sebagai contoh wikipedia adalah salah satu media web yang menggunakan kekuatan kolaborasi ini, setiap orang dari di belahan dunia manapun saling berbagi dan memberi informasi tentang apa yang mereka ketahui dan menjadikan wikipedia sebagai salah satu ensiklopedia terluas dan terlengkap saat ini.
Hal ini dibangun oleh komunitas “open mind” yang menyadari bahwa informasi sangatlah penting bagi kehidupan manusia baik sejarah dan perkembangannya, lalu bagaimana dengan pencak silat?.
Kolaborasi bisa terjadi bila masing-masing individu dalam hal ini pesilat yang telah menyadari bahwa informasi mengenai pencak silat adalah milik umum, apalagi kebenaran informasi akan menjadi tolak ukur karena saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Sebagai contoh sebuah aliran yang sulit di telusuri karena ada perguruan silat yang merahasiakan sejarah aliran tertentu, lalu bagaimana informasi tentang kebenaran bisa di ungkapkan?, salah satunya karena sesunggunya informasi adalah milik umum dan apapun yang dirahasiakan atau di tutupi akan tetap kembali menjadi milik umum atau public.
Dalam fenomena berkomunitas dibutuhkan hal-hal berikut antara lain :
1. Opennes – keterbukaan2. Sharing – berbagi3. Action global – bertindak global4. Peering – kerjasama
Empat syarat inilah yang akan menentukan berkembangnya komunitas dalam menggali pencak silat dalam berbagai aspek dan sejarahnya. Dalam komunitas pola hubungan antar pesilat dibentuk, dan disertai dengan kegiatan, kecendurungan ini akan menghasilkan sebuah fenomena pencak silat menjadi sebuah beladiri yang terjaga, terlindungi, terawat dan terbuka.
Walaupun ada sebagian pesilat yang mengkritik dengan tajam tentang tujuan berkomunitas tapi hal ini tidak akan berlangsung lama, karena umumnya setalah mereka mengetahui, merasakan bagaimana komunitas itu bekerja disinilah kesadaran dan kerbukaannya mulai tumbuh.
Komunitas hadir karena ruang informasi yang sempit dan terbatas, dan situasi ini memang sengaja di ciptakan oleh beberapa perguruan yang sengaja menutup rapat-rapat perguruannya karena ada hal-hal yang tidak ingin diketahui public, padahal kalau mau jujur perguruan tersebut mendapatkan atau mengolah jurus-jurusnya dari aliran yang berkembang saat itu, lalu di kolaborasikan di dalam perguruannya dan jadilah sebuah perguruan yang memiliki jurus-jurus yang handal. Lain halnya bila perguruan tersebut memang terbatas dalam pengelolaannya, sehingga tidak tersedia Sumber daya manusia yang mampu.
Dari sini bisa di tarik kesimpulan bahwa silat bukanlah milik sebuah perguruan tertentu, kewajiban sebuah perguruan adalah menjaga kemurnian alirannya dengan baik dengan memberikan informasi yang benar, bukan di tutupi. Karena dengan menutup diri, informasi akan tersumbat dan menyebabkan orang lain salah dalam memandang perguruan tersebut.
Kini saatnya pesilat harus membuka diri, tidak ada batasan seorang pesilat untuk belajar lebih jauh, berikan informasi yang benar dan catatlah semua sejarah dalam dokumentasi yang baik, jangan sampai silat kita ini terus menerus menjadi anak tiri di negerinya sendiri.
Comments (0)
May 24, 2007
Silat Tradisional bangkit
Filed under: Liputan
Definisi silat tradisional memang beragam, tapi aslinya semua aliran silat termasuk dalam kategori tradisional seperti apa yang dikatakan oleh IPSI ( Ikatan Pencak Silat Indonesia), akhirnya yang membedakan adalah bentuknya saja seperti Organisasi yang masih keluarga, dan sifatnya lebih internal belum terjamah komersialisasi.
Perkembangan silat baik tradisional maupun yang sudah menengah sampai modern pada prinsipnya harus sama-sama maju. Umumnya silat modern atau yang memiliki organisasi maju juga mengadopsi aliran silat tradisional.
Umpanya silat Persinas ASAD yang akhir-akhir ini namanya cukup melejit seantero Nusantara, jurus-jurus andalannya di ramu dari berbagai macam aliran tradisional, contohnya “Cikaret”, “Cikalong”, dan beberapa aliran silat lainnya.
Tapi ada juga silat yang awalnya tradisional setelah mendapatkan dukungan organisasi dapat berkembang dengan pesat dan akhirnya membuka diri kemasyarakat luar.
Memang perlu diakui bahwa silat tradisional umumnya terkesan tertutup, tapi jangan salah sangka kalau perkiraan kita itu ternyata salah, hal ini dibuktikan saat kami berkunjung ke salah satu daerah terciptanya aliran silat yang kita kenal saat ini, dalam acara wisata silat 2007 yang diselanggarakan oleh Komunitas sahabat silat http://www.sahabatsilat.com
Cianjur, itulan nama daerah di nusantara yang letaknya masuk Propinsi Jawa Barat, disana peserta wisata silat diterima oleh Bupati Cianjur dan umumnya masyarakat silat ( Maenpo Cianjur) aliran terkemuka disana antara lain, Cikalong, Sahbandar dan Cikaret, dan masih ada beberapa aliran lain dari turunan silat tersebut.
Perserta dapat berkenalan langsung dengan sesepuh masing-masing aliran, dan bahkan dapat berdiskusi maupun bertanya tentang cirri khas setiap aliran yaitu dengan cara nempel, atau berpasangan agar kita bisa mengetahui cirri masing-masing aliran tersebut.
Kesimpulannya setiap aliran punya cirri khas yang unik, tidak ada yang ditutupi bahkan peserta dapat merasakan kekuatan silat tradisional ini, yang uniknya lagi setiap aliran punya silsilah sejarah yang jelas, dari nama hingga lokasinya tercatat dengan rapih.
Hasil wisata silat ini bisa dibaca di situs silatindonesia yang ditulis oleh nagapasa, Ian Syamsudin dan Amal Ihsan, reportase secara Visual juga telah di tayangkan di TransTV dalan acara Jelang siang pada t anggal 20 Mei 2007 dan dikoran tempo pada tanggal yang sama.
Liputan :
http://silatindonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&artid=203http://silatindonesia.com/mod.php?mod=info&op=viewdisk&did=32http://silatindonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=9&artid=201
Situs lainnya :www.wikimu.comwww.sahabatsilat.comwww.sahabatsilat.orgwww.silatindonesia.comhttp://silatsilat.multiply.com/http://nagapasa.multiply.com/http://silatbogor.multiply.com/
Dan bagi yang belum sempat baca silahakan lihat link berikut baik berita dan foto2 kegiatan. Harapan dan doa kita bersama, apa yang telah dilakukan oleh sesepuh maenpo cianjur walupun beda aliran silatnya mereka tetap bersama-sama mengembangkan silat tradisional mereka, dan kita sebagai generasi muda harus dapat berpartisipasi dalam mengembangkan budaya dalam bentuk olahraga beladiri dan seni ini kepada masyarakat Indonesia, dan sepertinya sudah tidak jamannya lagi pesilat berbangga diri dengan perguruannya semata tapi mari bersama-sama menjalin silaturahmi, terbuka untuk pencak silat Indonesia.
YK-FP2TSSahabat Silat members
Comments (0)
May 2, 2007
Situs Forum Diskusi Komunitas pencak silat Indonesia
Filed under: Sketsa
Situs Forum Diskusi Komunitas pencak silat Indonesia
Kalau dipikir-pikir berapa banyak sih pesilat di Indonesia, dan berapa pula yang aktif di Internet sehingga di perlukannya web forum khusus pencak silat. Jawabnya adalah tidaklah terlalu banyak pesilat yang aktif di dunia maya, itupun dalam jumlah yang belum fantastis. Seperti Milis dan juga forum diskusi, memang lebih ramai oleh pesilat asing, mengapa? Silahkan jawab sendiri.
Tapi sepertinya usaha komunitas pencak silat yang bernaung di bawah bendera silatindinesia.com ( silatindonesia network) berserta jajaran Forum Pecinta Pelestari Silat Tradisional (FP2TS) atau “sahabat silat” tetap bersemangat membuka wahana dunia Silat di jalur maya.
Tidak sedikit yang meragukan mereka, tapi keraguan ini sudah mulai terjawab, dengan pembuktian komitment mereka dalam dunia maya maupun dalam kegiatan hariannya. Tidak ada fanatic ke perguruan tertentu menyebabkan anggota komunitas ini selalu terbuka dengan hal-hal baru disekitar mereka. Karena dengan bekomunitas identitas perguruan yang pernah mereka ikuti juga tidak akan luntur bahkan mungkin akan semakin bertambah wawasannya.
Sayangnya banyak kawan-kawan pesilat yang belum menyadari arti pentingnya berkomunitas dalam artian bergaul di luar lingkungan perguruannya, sehingga konsep pemikiran sebagain pesilat masih tertuju pada loyalitas perguruan, padahal kalau mau jujur dan berpikir terbuka, akan banyak kegiatan yang dapat dilakukan bersama dan akan menguntungkan semua pihak, dan ini juga tidakakan mengurangi sikap loyal kepada perguruan dimana ia berasal.
Tapi bagaimanapun juga kita tetap menghargai mereka yang masih menutup diri (bukan perguruan yang menutup diri, tapi dirinya sendiri yang tertutup dengan alasan loyalitas perguruannya tadi) dalam bincang-bincang dengan orang nomor satu di jajaran IPSI dan PERSILAT juga di akui bahwa pesilat di Indonesia umumnya kurang begitu peduli dengan silat lainnya, pada umumnya akan begitu fanatic dengan perguruannya.
Hal inilah salah satu penyebab silat di Indonesia kurang begitu berkembang, satu sama lain, tidak saling membantu apalagi bersilaturahmi padahal kalau di selidiki hampir semua aliran silat dahulunya bersaudara ( satu rumpun) sebut saja silat cimande, Cikalong, Sabandar, karimadi, cikaret, silek toa, dan masih banyak aliran lainnya yang berasal dari rumpun Nusantara.
Mengapa kita harus berdiri sendiri, mengapa kita harus membusungkan dada, mengapa sulitnya bergaul dengan perguruan lainnya, kalau asal-usulnya perguruan tersebut adalah satu rumpun, atau takut rahasinya terbongkar? atau ilmunya di curi? atau dan atau lainnya. Banyak juga yang salah kaprah dengan silat tradisional yang kesannya tertutup, nyatanya umumnya mereka terbuka, ini dibuktikan dengan hasil pertemuan-pertemuan dengan pewaris silat dari betawi, sebut saja, silat Sabeni, Silat Cingrik, silat Paseban, dan masih banyak lainnya. Kalau saja pewarisnya saja terbuka kenapa yang sudah menjadi organisasi (perguruan) kesannya lebih menutup diri ?, ada apa dengan perguruan silat di Indonesia.
Oleh sebab itu dibutuhkan saluran komunikasi yang jujur, terbuka dan saling menguntungkan, melalui media online salah satunya, dimana seorang pesilat dapat berinteraksi dengan pesilat lainnya, bertukar informasi yang berguna dan saling mendukung satu sama lainnya. Apalagi sekarang jamannya globalisasi jadi apapun, dimanapun informasi begitu cepatnya. Dimana beladiri lain telah berlari kencang didukung oleh organisasi dan anggota-anggotanya, perguruasn silat kita malah sibuk menutup diri dan tidak mau bergaul. Melalui media Forum Diskusi dibuka seluas-luasnya aliran informasi yang masuk, yang dapat dicerna oleh semua orang dan harapannya informasi tersebut menjadi bagian silaturahmi yang memperkuat jatidiri pencak silat, karena para pecintanya begitu peduli dan bangga dengan seni beladiri bangsanya.
Yang tidak kalah pentingnya ternyata banyak simpati dari pengemar beladiri lain yang mendukung Komunitas Online ini, karena selama ini banyak yang tidak tahu apa sesungguhnya pencak silat itu sebenarnya, apakah ilmu klenik semata atau ada Intan dan berlian di dalam pencak silat yang tidak diketahui.
Akhir kata, mohon maaf bila tulisan ini agak menggurui, ini hanyalah konsep semata dimana kita sebagai pesilat yang mencintai pencak silat, agar dapat membuka diri kita masing-masing, tujuannya agar pesilat dapat duduk manis bersama-sama dan melakukan kegiatan yang bermanfaat, karena pendekar sejati tidak hanya dikenal di lingkungan dimana dia lahir, tapi bagaimana seorang pendekar mampu mengamalkan ilmunya untuk masyarakat banyak. Amin
Penulis : Yk, adalah anggota Komunitas pencak silat Indonesia
Comments (0)
April 30, 2007
Mari menulis
Filed under: Sketsa
Andaikan pesilat rajin menulis kami rasa tidak perlu lagi sulitnya mencari data tentang pencak silat di Indonesia, di Jakarta saja masih sangat sedikit anggota silat yang menuliskan tentang pencak silat yang di ikutinya.
Salah satu kendalanya adalah beberapa perguruan memang enggan silsilahnya diketahui oleh umum karena privasi perguruannya sangat ketat, ada juga yang memang takut rahasianya diketahui oleh umum dan berbagai alasan lainnya.
Tapi bagi anggota koresponden silatindonesia.com hal ini sudah menjadi biasa, ada yang menerima dengan baik bahkan mendukungnya, dan ada pula yang sebaliknya, yaitu menolak mentah-mentah. Tapi pada umumnya perguruan dengan sukarela membantu mendokumentasikan walaupun baru batas tulisan yang sifatnya masih sangat umum, proses dokumentasi yang dilakukan memang tidak detail, karena keterbatasan waktu, yang terpenting ada data yang dapat dipertanggungjawabkan yang nantinya akan sangat berguna bagi komunitas pencak silat Indonesia.
Situs silatindonesia.com memang belum memiliki koresponden tetap, apalagi yang khusus menulis tentang kegiatan maupun informasi tentang silat di Jakarta maupun dikota-kota lainnya, padahal bila ada koresponden tetap yang mewakili suatu daerah kami rasa berita tentang pencak silat ataupun liputan silat yang berkembang di suatu daerah akan menyemarakkan kegiatan silat di tanah air, karena kita lebih benyak menjadi pembaca setia dibandingkan menjadi penulis setia.
Memaksa orang untuk menulispun tidak mungkin dilakukan, akan tetapi sebaiknya ada sedikit yang bisa kita sumbangkan untuk komunitas kita ini, karena sejak awal kami ingin sekali mengajak rekan-rekan lainnya untuk aktif, sayangnya semakin banyak anggota komunitas ini akan tetapi tidak menambah jumlah tulisan yang masuk yang dibuat oleh anggota komunitas, mungkin sebaiknya jangan hanya sekedar menjadi pengamat akan tetapi mari berbuat lebih nyata, walaupun tulisan anda tidak dibayar dengan uang.
Comments (2)
April 22, 2007
Perguruan pencak silat bisa hidup bersama
Filed under: Sketsa
Kalau melihat peta penyebaran pencak silat khususnya di Indonesia, pada dasarnya masih cukup kuat dan eksistensinyapun masih ada, walupun dalam kenyataan yang kita lihat begitu redupnya kegiatan pencak silat yang sampai-sampai nampak begitu jenuh. Hal ini ada beberapa factor utama yang mendasari keredupan dunia pencak silat antara lain :
Melupakan fungsi utama pencak silatSiapapun mengenal silat sebagai ilmu beladiri tradisional, yang selama ini oleh IPSI dikemas menjadi bagain dari olahraga prestasi, sehingga dominasi silat lebih berorientasi pada sportnya saja, sehingga terlupakan fungsi beladiri yang sesungguhnya. IPSI sendiri menyadari hal ini namun untuk tujuan kompetisi olahraga prestasi dalam pencak silat akan menumbuhkan semangat pelajar dan mahasiswa untuk mengenal pencak silat.
Melupakan akar beladiri tradisionalBanyak orang menilai silat tradisional seperti melihat tari-tarian yang seolah bukanlah olahraga beladiri murni, salah kaprah ini memang mendasar, karena hampir sebagian besar silat tradisional beladiri praktisnya tidak dapat dipertandingkan khususnya dalam aturan main di IPSI, jadi Seninya saja yang diangkat menjadi bagian dari silat tradisional. Padahal kebanyakan beladiri tradisional secara fakta dan data memiliki beladiri yang dapat disejajarkan dengan beladiri impor sekalipun, sayangnya tidak semuanya dapat digali dan diperlihatkan.
Egoisme dan Fanatisme perguruan.Fanatisme sesungguhnya menjadi hal wajib bagi pesilat untuk mengenal asal-usulnya (jatidirinya) hampir semua pesilat lahir dari perguruan besar maupun kecil. Dan melalui fanatisme ini diharapkan pesilat mempu mengoptimalkan apa yang didapat diperguruannya dan menjadi dasar baginya mengenal pencak silat secara umum.
Sayangnya fanatisme yang tumbuh malah menjadi boomerang bagi pencak silat secara keseluruhan, misalnya saja, sifat Ego dalam diri pesilat yang susah menerima atau di ajak kerjasama dengan perguruan lain, seolah ada tembok yang membatasi geraknya,
Yang sering ditemui adalah ketertutupan terhadap dunia luar, tidak bisa atau tidak mau bekerjasama dengan perguruan lain karena merasa perguruan lain adalah saingannya atau musuhnya.
Dan masih banyak lagi lainnya, seperti seorang wasit yang akan berat sebalah bila yang bertanding adalah satu perguruannya, Manusiawi memang, tapi apakah itu tujuan fanatic yang diajarkan? Kami rasa bukan. Karena ini akan menurunkan rasa kepercayaan kepada pencak silat.
Lalu bagaimana seharusnya berbuat untuk kemajuan pencak silat bersama, tentunya masing-masing perguruan mengajarkan bagaimana agar pesilatnya mampu memiliki rasa rendah hati, dan berwawasan luas, menuntut ilmu sebanyak-banyaknya dan tidak hanya mencintai perguruannya kerana fanatic semata, tapi bagaimana mencintai silat sebagai bagian dari kecintaannya, sehingga tidak ada lagi rasa menutup diri atau susah bila diajak bersama-sama membagun pencak silat tanpa melihat identitas perguruan pesilat lain.
Andaikan seluruh pesilat mampu diajak bekerjasama maka tidak ada lagi kata “kepentigan perguruan” karena perguruan sesungguhnya adalah jalan dimana pesilat mengenal dunia yang sesungguhnya. Dan bila Sumber daya ini dapat menetralisir dalam sebuah organisasi maupun komunitas, maka kekuatan pencak silat lebih maju dibandingkan hanya satu perguruan besar yang hidup sedangkan yang lainnya musnah tanpa bekas. Mengapa? Karena kita masih memikirkan bagaimana agar perguruan kita hidup, bukan lagi berfikir bagaimana pencak silat bisa hidup bersama.

Tidak ada komentar: